KAYANGAN si DEWA

30 Jan 2007

Kalau bisa pakai murah, kenapa cari yang mahal

Sangat disayangkan kalau memang hal itu terjadi. Dan ini terjadi untuk proyek daerah di Jawa Tengah. Sangat disayangkan ya?

Desember 2006 lalu, ada proyek pengadaan teleskop untuk beberapa sekolah di Jawa Tengah. Saya ikut bantu2 carikan teleskop waktu itu. Ini bukan tender, hanya kompetisi biasa. Perusahaan yg ajukan ada tiga. Perusahaan yg saya wakilkan adalah JTScope (baru buka website), dan dua lainnya ternyata berada di bawah satu koordinasi. Aneh ya? katanya yg koordinasi, hanya untuk pembanding.. Ok.. ga bahas itu.

Spesifikasi yg dicari adalah teleskop dan alat untuk pengambil citra yg bisa dipakai untuk fotometri (hitung kecerlangan bintang). Observatorium Bosscha (OB) memakai CCD dari SBIG untuk itu, karena presisi yg bagus untuk perhitungan2. Alat yg dipakai OB memang pas, karena itu untuk penelitian. Harganya juga sangat mahal, bukan untuk komersial.

Makanya saya mengajukan penawaran dengan menggunakan kamera komersial. Sudah pasti harganya jauh lebih murah, mudah digunakan tetapi memang kalau digunakan untuk fotometri presisi perhitungan lebih rendah karena tidak digunakan untuk penelitian. Saya dan rekan JTScope memutuskan menawarkan kamera komersial karena sekolah bukanlah peneliti, sekolah hanya untuk memperkenalkan. Kalau mau meneliti, di Observatorium saja.. Itu juga kalau sudah memiliki dasar yang cukup. Artinya bisa handle alat yg puluhan juta harganya. Buat pengguna yg tidak memiliki dasar yg kuat, berbahaya sekali diberikan alat yg mahal.

Yah karena konsultannya dari peneliti dan dosen astronomi di ITB, jadi standarnya disamakan dengan Observatorium. Jadi saja dipilih penawaran dengan menggunakan CCD, yg harganya puluhan juta lebih mahal dari kamera komersial. Apakah pantas SMU di daerah diberikan alat canggih puluhan juta hanya untuk memperkenalkan astronomi? namanya juga buang2 uang akhir tahun biar pengeluaran pemerintah sesuai target. :p

Teman saya ikut seminar di ITB untuk audit dan pemberantasan korupsi. Ada tuh data pengeluaran bulanan pemerintah. Dari bulan Januari, cukup konstan angka pengeluarannya. Sampai bulan November total pengeluaran adalah 67%. Jadi kira2 pengeluaran tiap bulannya sebesar 6 atau 7% ya.. saat sampai di akhir bulan Desember.. tiba2 ada peningkatan pengeluaran sebesar 30% lebih!! Jadi total pengeluaran sampai bulan Desember sekitar 97% dari anggaran. Luar biasa kan bagaimana cara pemerintah buang2 uang.. Disesuaikan dengan anggaran yg ditentukan, padahal belum tentu ada gunanya.

No comments: