KAYANGAN si DEWA

30 Nov 2006

Pengemis. Kasih, tinggalkan atau ajarkan?

Tidak sedikit pengemis di kota-kota besar di Indonesia dan jumlahnya makin bertambah seiring dengan waktu. Kenapa hal ini bisa terjadi? Tidak ada yang tahu pasti apa penyebabnya. Orang hanya bisa menduga-duga.

Apapun alasannya, kita harus mencari cara untuk menghentikannya.
Di signature email, saya mengambil quotation dari Lao Tzu

"Give a man a fish and you feed him for a day.
Teach a man to fish and you feed him for a lifetime"

Intinya sih.. bantu orang jangan setengah-setengah.

Jika ada orang yang kelaparan ato kehausan.. kita wajib kasih makan dan minum. Tapi jangan selesai sampe situ aja.. kita harus bantu orang itu biar di lain waktu ga kelaparan ato kehausan lagi. Itulah intinya.

Mengajarkan mancing belum tentu rampung dalam waktu singkat. Mau ga mau kita memang harus ngasi ikan dulu. Mengajar org memang harus penuh kesabaran.. kita harus sabar mengajarkan hingga org itu mandiri.

Nah.. ada satu keypoint yg ga boleh kita lupakan. Kemampuan kita gmn? Gmn bisa kita ngajarin mancing ikan, klo kita sendiri belum bisa dapet ikan!?

22 Nov 2006

Sinetron Cengeng dan Haru Biru

Kompas, 18 November 2006. Budayawan W.S. Rendra yang menjadi salah satu anggota Dewan Juri FFI 2006 mencermati, problematika yang dihadapi film indonesia saat ini adalah intelektualitas yang kurang berkembang. Film Indonesia masih mengejar melodrama serta didominasi kecengengan dan haru biru.

"Secara teknis, film Indonesia saat ini lebih maju. Namun, secara gagasan masih kurang berkembang. Cara menyikapi kesulitan itu tidak intelektual, tetapi teknokratis dan kurang memahami sosial budaya"

"maka itu, jangan hanya mengukur keberhasilan film dari jumlah penonton."

Siapa yang tidak kenal dengan sinetron. Sinetron menjadi sebuah fenomena terbesar di tengah masyarakat kita saat ini. Sudah tidak terhitung jumlah sinetron di televisi saat ini. Dengan rating terbesar, industri film berlomba-lomba menghadirkan sinetron. Keharuan, kesedihan dan emosi ditumpahkan ke dalam sinetron untuk menarik simpati penonton.

Apa akibat sinetron terhadap karakter penontonnya?

20 Nov 2006

Ketekunan

Tidak cukup ide yang hebat, inovatif, kreatif,dll. Terkadang ide yang simple a.k.a sederhana akan jadi lebih hebat jika dilakukan berkelanjutan. Saya belum pandai menulis, tetapi seperti yang dituliskan oleh pak B.Rahardjo di blognya, asal tekun dan persisten nantinya juga bisa.

Banyak pelajaran dan renungan yang dapat saya ambil dari tulisannya pak B.Rahadjo. Begitu banyak ide yang saya buat tetapi nyaris tidak ada yang berhasil saya kerjakan hingga akhir. Sepertinya salah satu faktor yang menyebabkan adalah ketekunan, salah duanya kebutuhan.

Project-project independen yang dikerjakan sering kali membutuhkan investasi waktu yang tidak sedikit, sering kali hal ini berbenturan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi saat itu. Misalkan, saya membuat sebuah project buku dengan konsep yang sudah didiskusikan dan rencana sudah setengah jalan.. tiba-tiba tuntutan kuliah memanggil, ditambah lagi dengan masalah finansial yang harus segera diatasi. Mau apa buat boleh, project ditunda karena kebutuhan yang lebih mendesak. Jadi solusi yang terbaik saat ini adalah memilih project yang dapat memenuhi kebutuhan seiring berjalannya.

17 Nov 2006

DTK - perTVan Indonesia

Dunia Tanpa Koma. Serial TV di RCTI yang baru bulan lalu mulai ditayangkan. Siapa yang ga tau DTK?di Wikipedia juga ada kok,tinggal search DTK keluarlah penjelasan soal itu.

Apa yang membedakan DTK dengan acara TV buatan tanah air lainnya(sinetron)? konsep yang dibuat oleh DTK memang beda dengan sinetron. Silahkan lihat di Wikipedia untuk lebih jelasnya.

Soal Tuntunan atau Tontonan.. pernah dibahas pada dialog di MetroTV bahwa sekarang ini sulit sekali memberikan acara dengan bobot tuntunan 90-100% yang disukai pemirsa. Bener juga sih.. emang kalian tahan sama kuliah 2jam atau acara TV yang isinya ceramah serius atau ngomong cuap2 yang syuper serius? pastinya bakal cari yang lain kan.. kecuali untuk kasus2 khusus yang org itu emang suka jenis kyk gitu. Masalah bukan pada org2 khusus itu... Ini masalah mayoritas masyarakat kita seperti apa.

Maka itu dari... alangkah baiknya tontonan2 di TV bisa dimasukkan sisi edukasinya atau tuntunan.. jangan sampai tuntunan/dakwah yang dibuat beralih profesi atau bergeser menjadi hanya sekedar tontonan belaka.

Soal angle kamera, byk cinta2an kyk sinetron dsb. Pernah saya sms ke nomor saran kritik yang biasanya ditampilkan setelah acara DTK.. kamera goyang2 biin pusing lah.. kurang melibatkan penonton lah.. sampe cinta2annya yg kepenuhan. Nda' tau deh apa tindak lanjut dari itu.

Soal tindak lanjut dari sms saran kritik itu. Ini langkah pasti nih demi kemajuan pertelevisian kita. Orang2 industri kan berubah berdasarkan pasar. Gimana klo kita kirim sms kritik dan saran kita sebanyak2nya ke nomer Sinemart itu.. makin banyak yg sms.. moga2 bisa merubah persepsi bapak2 dan ibu2 di Sinemart.